Senin, 17 Januari 2011

Tips Awal Dalam Membentuk Band



VISI DAN MISI
Memang ini klise, tapi ini dasar. Banyak band baru yang bubar gara-gara visi dan misi-nya nggak jelas. Mengingat hal tersebut, band kamu harus menciptakan suasana yang komunikatif antar personel. Tau karakter, kemauan, impian dan cita-cita antar personel. Buatlah suasana band baru kamu tetep fun, walaupun terkadang banyak perbedaan pandangan, tapi justru itu yang membuat band kamu semakin solid dan tau arahnya kemana.

NAMA BAND
Ini penting. Jangan terlalu percaya jargon “apalah arti sebuah nama”. Bohong banget kalau seseorang memberi nama untuk anaknya tanpa berpikir terlebih dahulu. Pasti orang tua ingin nama yang terbaik untuk anaknya. Begitu juga dengan band yang akan kamu namai, pikirkan nama band indie / band cafe yang sekiranya bisa mewakili karakter dan terbaik untuk band kamu.

WARNA MUSIK
Tentukan warna musik band indie kamu. Cobalah nge-jam di studio, keluarkan uneg-uneg bermusik kamu sebebasnya. Tuangkan berbagai keunikan-keunikan yang ada di setiap personel. Untuk band baru, ada baiknya kamu lebih kreatif dan inovatif. Cobalah mencari alternatif lain dari “musik band-band umum” yang sedang banyak di push banyak media. Tapi bukan berarti kamu melakukan itu karena terpaksa, tapi sesuai dengan karakter masing-masing personel. Kalau membuat band pop / band cafe, jadilah band pop dengan warna baru, begitu juga dengan genre yang lainnya. Jangan sampai jargon “meramaikan blantika musik Indonesia” berubah jadi “menyeragamkan blantika musik indonesia”. Jadilah idola pecinta lagu dengan kreatifitas. Be creative!

MEMBUAT DEMO
Demo pertama kamu haruslah mantap! karena lagu kamu akan jadi “first impression” bagi orang-orang dan banyak pihak terutama media. Matangkan lagu kamu dengan latihan dan briefing yang rutin. Sebelum membuat demo track(album baru), buatlah dulu demo ‘live’. Demo live biasanya merekam lagu kita selagi latihan. Setelah itu, dengarkan bersama-sama dan cari kekurangannya. Dengan begitu, kamu bisa lebih mematangkan aransemen lagu menjadi lebih mantap.

MANAGE YOUR BAND
Kalau kamu mulai tidak nyaman dengan mengerjakan perihal managerial sendiri, mulailah mencari manager band. Well, singkatnya, tugas utama seorang manager adalah mengurus segala kebutuhan band akan panggung, mengkondisikan keuangan band biar efektif dan stabil, dan yang penting adalah sebagai pihak yang bisa menangani masalah-masalah internal di band atau manajemen band anda. Band yang baik adalah band yang ter-manage (manajemen band) dengan baik pula. Carilah manager dari orang-orang terdekat, utamakan yang tau karakter personel, punya link dan pergaulan yang luas, wawasan musik yang cukup dan yang terpenting adalah orang yang jujur. Itu akan sangat membantu.

LINK & MOVEMENT!
Buatlah demo band kamu berguna dan di dengarkan. Untuk movement awal kamu bisa membuat account di myspace.com, purevolume.com, facebook dan fasilitas gratis lainnya di internet. Disisi lain, jangan ragu untuk lebih dekat lagi dengan orang-orang media, seperti sesekali mendatangi music director (MD) radio-radio yang sekiranya kompeten untuk mengomentari musik kamu, jurnalis media cetak, Label Rekaman dll.

Minggu, 16 Januari 2011

Alasan Kenapa Gagal ngeBand




1. Mereka tidak memiliki tujuan
Jika Anda tidak memiliki tujuan dalam mengembangkan karier, bagaimana Anda bisa mendeteksi sebuah kemajuan? Bisnis musik adalah bisnis yang keras, apalagi jika Anda tidak memiliki panduan yang jelas. Kebanyakan label rekaman, penerbit musik, manajer, produser, pengacara hiburan dan bahkan agensi booking tidak akan mau bekerjasama dengan artis yang belum jelas menentukan arah dan tujuan bagi bandnya. Mereka lebih memilih untuk bekerjasama dengan musisi yang memiliki tujuan jelas dan cekatan.2. Mereka tidak memiliki perangkat menuju kesuksesan

Berlawanan dengan kepercayaan orang banyak, sebenarnya memang ada sebuah “proses” untuk menjadi musisi professional dan mendapatkan sebuah kontrak rekaman. Industri musik dipenuhi dengan rumor, mitos dan misinformasi yang membuatnya sulit untuk menggoreskan kesuksesan di atasnya. Dengan memahami bagaimana industri musik ini bekerja tentunya dapat menjadi asset yang sangat berharga. Bagian dari “proses” yang di maksud ini termasuk di antaranya adalah penggunaan “perangkat” khusus yang telah menjadi standar dalam ruang lingkup industri musik! Daftar berikut memuat beberapa perangkat wajib yang Anda butuhkan guna mengejar karier yang serius sebagai musisi professional.

PRESS KIT/PROMO PACK
a. Sebuah demo kaset/CD yang berisikan 3-5 lagu TERBAIK band Anda. (Kualitas jelas berpengaruh!)
b. Biografi artis. (Informasi penting tentang sang artis, termasuk siapa saja mereka, apa yang mereka lakukan, apa yang sedang
mereka kerjakan, dan sebagainya.)
c. Daftar lagu (song list). (Seluruh judul lagu yang dibawakan oleh sang artis, milik sendiri atau cover)
d. Lirik-lirik lagu. (materi lirik-lirik lagu milik sang artis yang termuat dalam demo mereka.
e. Foto artis.
f. “Write-ups.” (Berbagai kisah menarik atau resensi yang ditulis media cetak tentang sang artis, bisa juga mengenai liputan tentang mereka di radio maupun televisi.)

MAILING LIST
Salah satu faktor terpenting dari kesuksesan Anda adalah dengan membangun, memelihara serta memaksimalkan pemanfaatan mailing list. Milis ini terdiri dari nama-nama dan kontak informasi para penggemar, kontak media, pelaku industri musik dan siapa saja yang memiliki minat yang sama (bisnis dan sebaliknya) dengan Anda (sang artis). Sebuah mailing list dapat menjadi asset yang berharga bagi artis siapa saja apabila mereka memanfaatkannya secara maksimal.DAFTAR TARGET MEDIA

Pemanfaatan media guna mendukung kemajuan karier Anda merupakan hal yang sangat penting sifatnya. Ini mencakup di antaranya penerbitan- penerbitan industri musik, majalah-majalah, suratkabar, radio, televisi dan internet. Sebuah band atau artis yang sangat berbakat dan secara berkesinambungan melakukan promosi bagi kemajuan kariernya

memiliki kesempatan yang besar untuk mendapat “perhatian” untuk dikontrak label rekaman.Pernahkah Anda mendengar orang berkata, “saya nggak pernah lihat dan nggak pernah tahu band mereka.” Nah, Anda harus berlawanan dengan komentar tadi! Berusahalah untuk selalu “tampil” sebanyak mungkin di depan banyak orang. Penuhi keingintahuan industri dan khalayak luas dengan aksi band Anda maka dijamin band Anda akan tampil di banyak tempat!

Manfaatkan penggunaan media dengan memasang iklan atau beriklan secara gratis, sebarkan rilis pers, write-ups dan resensi, dan kalau bisa usahakan tampil di radio dan juga televisi juga.3. Mereka tidak memiliki seseorang untuk memandu karierSalah satu tanggungjawab dari manajer personal adalah untuk membantu artis mengambil keputusan yang berhubungan dengan karier musik mereka. Masalahnya, kebanyakan artis biasanya tidak memiliki banyak waktu untuk mencari manajemen yang bagus. Biasanya ini terjadi karena kebanyakan manajer yang professional dan berpengalaman, sibuk sendiri dengan klien mereka masing-masing.Karena alasan inilah, banyak musisi yang lantas meminta kawan mereka sendiri untuk menjadi manajer. Yang sering terjadi kemudian, sang teman tadi ternyata justru cenderung menjadi seorang booking agent dibandingkan manajer personal band. (Lebih gampang mencarikan panggung tentunya dibandingkan harus memandu karier musik artis!) Karena “teman-teman” ini sangat awam dengan bisnis musik, mereka terkadang jatuhnya malah sering mempersulit dibanding mempermudah.Jika memang manajer yang Anda cari, maka carilah manajer! Jika teman- teman Anda berniat untuk membantu, mereka bisa menjual tiket di konser atau belajar mengoperasikan lighting! Jangan pertaruhkan karier band Anda di tangan seseorang yang sama sekali tidak memahami cara bekerja bisnis musik apalagi tidak berpengalaman sama sekali di dunia bisnis yang satu ini.4. Mereka menunggu untuk ditemukanJika Anda “menunggu untuk ditemukan,” saya punya satu pertanyaan sederhana…“APA YANG SEBENARNYA YANG KAMU TUNGGU?”Ini seperti berkata, “Saya sedang menunggu sukses!” Jelas tidak masuk akal! Apa yang dimaksud oleh musisi-musisi ini ketika mereka bilang tengah menunggu untuk ditemukan sebenarnya adalah: “Saya sudah mentok karena benar-benar nggak tahu harus melakukan apa lagi!” Tidak ada yang perlu ditunggu-tunggu, mulai lakukan sesuatu, SEKARANG!Demand discovery, never wait for it!5. Mereka kurang berdedikasiBanyak band yang telah manggung bareng selama lebih dari 10 tahun sebelum akhirnya mendapatkan kontrak rekaman! Itulah dedikasi! Itulah kegigihan! Keuletan seperti itulah yang dapat membawa artis/band ke puncak kesuksesan di bisnis musik. Anda tentu tidak perlu tampil 10 tahun lamanya sebelum “keajaiban” terjadi, namun, bila Anda memiliki dedikasi untuk mengarungi suka- duka dan sukses menghalau segala rintangan yang manghalang, agaknya Anda sudah semakin dekat dengan “keajaiban” tersebut.6. Mereka benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukanOke, berikut ini adalah; “3 Rahasia Besar untuk menjadi Sorang Musisi Profesional dan Mendapatkan Kontrak Rekaman!”Asah terus bakat Anda! Latihan, latihan, latihan!

Didiklah diri Anda dengan berbagai pengetahuan tentang bisnis musik! Jangan sekali-sekali beranggapan kalau Anda mengerti semuanya, cari tahu! Jika Anda berfikir akan tahu dengan sendirinya nanti. Anda benar, memang begitu, tapi ini terjadi setelah Anda tersandung dan jatuh berkali-kali. Jauh lebih pelik dari yang Anda bayangkan! Memang asyik-asyik saja belajar sambil mempraktekannya, tapi jangan sampai belajar dari kesalahan yang terjadi berkali-kali, dong! Ini sangat memakan waktu dan sangat menyakitkan bagi diri Anda sendiri tentunya. Carilah fakta-fakta dan pelajari bisnis ini dengan cara yang benar!

Promosi, promosi, promosi! Mungkin Anda adalah musisi terhebat atau penyanyi paling sensasional yang pernah ada di planet ini, tapi kalau tanpa di dukung promosi, siapa yang tahu?7. Mereka lebih banyak punya alasan mengapa mereka tidak bisa dibandingkan mereka bisa!Banyak musisi yang belum apa-apa sudah memasang banyak penghalang di benak mereka. Hal ini malah membuat mereka jauh dari kesuksesan. Jangan biarkan kekurangan PD merongrong bakat atau karier musik yang telah Anda impi-impikan sejak lama. Ego yang sehat malah dibutuhkan dalam bisnis musik. (seorang ego-maniak tidak mendapat tempat di sini!)8. Mereka tidak memiliki komitmen jangka panjangJika Anda tidak jujur melihat diri Anda sendiri sebagai seorang musisi lebih dari 6 bulan sampai satu atau dua tahun, maka Anda sedang melalui sebuah fase yang bagi kita musisi “beneran” selalu berharap agar Anda MENGHILANG secepatnya! Menjadi seorang musisi adalah kerja keras seumur hidup, bukannya iseng-iseng! Musisi-musisi yang sukses di industri musik tidak sekadar memasukkan jempol kaki mereka untuk memeriksa keadaan air, mereka langsung terjun dengan
kepala mereka lebih dahulu dan TIDAK pernah melihat ke belakang lagi! Sekali Anda telah menjadi seorang musisi maka seumur hidup Anda akan terus menjadi musisi!9. Mereka tidak seriusJika Anda memperlakukan musik hanya sebagai hobi, maka selamanya ia akan seperti itu! Jika Anda tidak menggiring musik dan band Anda menjadi serius, maka tidak seorangpun yang akan mau serius dengan band Anda! Jika tujuan Anda adalah menjadi musisi professional, Anda harus menampilkan diri Anda dan apa yang Anda lakukan secara professional pula!10. Mereka tidak berbakat sama sekaliSalah satu alasan terbesar mengapa begitu sulit untuk menembus bisnis musik adalah karena bisnis ini merupakan bisnis yang kompleks. Semua orang kebelet menjadi bintang. Apa yang membuatnya semakin sulit ditembus ternyata karena makin banyak lahir musisi jadi-jadian yang merusak kesempatan bagi musisi-musisi berbakat! Label-label rekaman dibombardir dengan demo-demo “sampah” yang sangat jauh dari standar industri musik. Tidak heran makanya demo-demo ini kemudian langsung berakhir di keranjang sampah walau belum sempat dibuka sama sekali! Ini artinya bagi musisi professional, orang tersebut harus menunggu sampai bagian A&R dari label-label rekaman tersebut selesai menyortir satu-persatu ribuan “sampah” tersebut sebelum akhirnya benar-benar dibuka dan disimak oleh mereka.

5 Hal Yang Menyebabkan Musik Indonesia Membosankan



Plagiat
Plagiarisme adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator.


Di Indonesia sendiri banyak plagiator-plagiator yang tidak mengakui bahwa dirinya plagiat (meskipun banyak juga yang tidak plagiat, namun pamor mereka kalah oleh yang plagiat), baik itu penyanyi solo, group band, pengarang lagu dan banyak lagi. Mereka beralasan, hanya meng-influence aliran/genre musiknya saja, dan itu sudah menjadi satu senjata andalan bagi mereka untuk beralasan. Dan ketika salah satu penyanyi solo atau group band sukses dengan ke-plagiator-annya, maka yang lain sepertinya berlomba-lomba untuk mengikuti jejak plagiator sukses tersebut. Dan akhirnya, semakin membosankan musik Indonesia.

Note : Di sini saya tidak akan menampilkan contoh dari plagiator-plagiator tersebut, demi menjaga nama baik mereka. Mungkin dari rekan-rekan pastinya sudah tahu siapa saja dan group band mana saja yang jelas-kelas telah menjadi plagiator.

Lip-sync
Lip-sync atau lip-synch adalah istilah teknis untuk pencocokan gerakan bibir dengan suara. Dalam sebuah konser musik atau siaran langsung di televisi, lip sync merupakan hal yang kontroversial.

Di negara China, kementrian kebudayaan telah mengeluarkan kebijakan tentang lip sync pada bulan Agustus 2009. Kementerian mengeluarkan kebijakan itu karena menilai bernyanyi lip sync termasuk kebohongan publik. Dan sebulan dari itu, dua penyanyi China, Starlets Yin Youcan dan Fang Ziyuan kedapatan hanya bercuap-cuap saat mereka konser di Provinsi Sichuan. Mereka di denda sekitar 80 ribu yuan atau RRp. 110 juta sekaligus menjadi korban pertama kebijakan kementrian kebudayaan. Kebijakan itu dikeluarkan karena pada tahun 2008, panitia Olimpiade Beijing melakukan tindakan kontroversial. Memasang gadis muda yang bernyanyi lip sync saat upacara pembukaan Olimpiade. Panitia beralasan tindakan itu dilakukan karena penyanyi sebenarnya tidak cukup cantik untuk ditunjukkan ke seluruh dunia.

Di Indonesia sendiri, lip sync menjadi sesuatu yang wajar dan pelaku nya pun sepertinya nyaman-nyaman saja (yang penting di bayar kata "mereka"). Banyak acara-acara pagelaran musik yang menggunakan "jasa" lip sync, baik itu di siarkan langsung oleh televisi maunpun tidak. Dan acara tersebut sukses menyedot penonton dan menaikkan rating acara tersebut mengakibatkan menjamurnya acara "lip sync show" di berbagai stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia. Namun, banyak juga acara-acara konser musik yang tidak menggunakan "jasa" lip sync, seperti : indiefest, soundrenalin, dan banyak lagi.

Tema Lagu Yang Sama
Dalam hal pemilihan judul lagu, hampir semua penyanyi, group musik, ataupun pencipta lagu memiliki tema yang sama. Ini membuat semakin membosankannya musik di Indonesia. Ketika seorang penyanyi atau group musik memiliki sebuah lagu yang sukses dengan tema, misalkan "selingkuh", maka dengan serempak penyanyi atau group musik yang lain membuat lagu dengan tema tersebut (meskipun tidak semua, tetapi kebanyakannya begitu). Mereka mencoba peruntungannya dengan tema lagu tersebut, meskipun dengan musik seadanya. Dan ini sangat-sangat menyedihkan.

Pemaksaan Karakter
Mungkin hanya di Indonesia saja yang memiliki aktris/aktor segala bidang. Pemain sinetron, penyanyi, pemain film layar lebar, penulis lagu, presenter, dan sebagainya bersatu dalam satu karakter. Mereka menyebutnya "Aktris/aktor Serba Bisa". Apakah dengan begitu, bisa disebut "serba bisa"? Belum tentu!. Karena banyak contoh yang memperlihatkan ke-lucu-an tersebut. Seseorang yang tidak memiliki bekal, bahkan bakat dalam dunia musik di paksakan untuk terjun kedalam dunia musik, maka yang terjadi adalah ke-lucu-an. Mereka menggunakan label keartisannya untuk mendongkrak popularitas di dunia musik. Memang itu hak mereka untuk berbuat seperti itu, tapi apakah mereka melihat hak orang lain?!. Namun, banyak juga yang asalnya terjun di dunia perfilm-an yang akhirnya hijrah ke dunia musik dan sukses.

Selain dari kalangan artis, banyak juga dari sekelompok orang yang mencoba untuk sukses di dunia musik. Dan bagi mereka yang tidak memiliki bakat dalam dunia musik, akhirnya akan tenggelam seiring dengan bermunculannya sosok-sosok yang memiliki bakat di dunia musik.

Kekuasaan Ada di Tangan Major Label
Mungkin inilah penentu seseorang atau sekelompok orang sukses atau tidaknya mereka dalam dunia musik. Dan ini merupakan fakta yang sangat jelas. Major Label-lah yang mengelola rekaman suara dan penjualannya, termasuk promosi dan perlindungan hak cipta. Mereka biasanya memiliki kontrak dengan artis-artis musik dan manajer mereka. Dan sepertinya sudah tidak perlu di jelaskan lagi, bagaimana major label - major label yang ada di Indonesia, sudah tahu sama tahu. Kekuasaan Major Label bisa sampai ke kreativitas atau improvisasi para musisi yang di kontraknya (mungkin di Indonesia saja). Dan hampir semua Major Label di Indonesia seperti itu!

Namun di luar fakta di atas, ane hanya ingin menyampaikan sedikit kritik tanpa maksud menyinggung atau melecehkan seseorang, sekelompok atau bahkan negara sendiri. Ini demi kemajuan Musik Indonesia. Dan bagi seseorang, sekelompok atau yang lainnya, yang merasa tersinggung atau tercemarkan nama baiknya, saya mohon maaf. BANGUN MUSIK INDONESIA!

Sabtu, 15 Januari 2011

LAST CHILD - PEDIH (VERSI BARU)


DOWNLOAD LAST CHILD - PEDIH VERSI BARU

SEJARAH RBT



Ring Back Tone mula-mula diperkenalkan oleh pihak Korea. Tapi di Indonesia mulai dipergunakan sekitar tahun 2005. Ketika itu belum berbau bisnis. Artinya siapa saja yang lagunya mau dimasukin RBT ya boleh-boleh aja. Tidak ada pembayaran antar ke dua belah pihak.
Tahun 2006, media ini baru dipergunakan sebagai media bisnis. Pengguna awalnya adalah apa yang dikenal dengan kelompok 3 ( dalam dunia perlabelan) pada tahun itu, mereka adalah Sony, Musica dan Warner.
Sayangnya kita gak punya catatan, lagu apa, karangan siapa, artisnya siapa yag pertama kali di RBT, baik yang awal (tanpa bayar membayar) dan yang dibisniskan.

Tapi menurut data terdekat, Samson adalah artis Indonesia pertama yang lagunya di download satu juta orang. Dan sampai hari ini (Maret 2009), Hijau Daun adalah artis dengan lagu terbanyak di download orang. 3 juta copy.  Artinya: Kalau satu kali download harganya 9 ribu. Maka Rp 9.000 X 3 juta = 27 milyar.
Angka itu nampaknya bakal terus berkembang jauh melesat.


Waktu awalnya, pemasukan RT-RBT (awalnya terlebih dahulu adalah RT, baru ke RBT, lantas berkembang menjadi Full-Track Download) lbh ditujukan sebagai pemasukan "tambahan" bagi komposer/pencipta lagu.
Pihak label "belum memperhitungkannya" sebagai sebuah profit-centre yang "menarik".
Ketika gejala menunjukkan penjualan fisik (maksudnya CD atawa, apalagi, kaset) makin turun krn makin digoyang pembajakan, maka mulailah pihak label juga ikut "berperan" soal penyediaan RT-RBT ini.
Dari awalnya ikut berperan, belakangan malah lantas satu demi satu label mendirikan perusahan penyedia jasa digital-contents tersebut. 
Ya namanya digital-contents (yang mencakup hal-hal yang di atas itu dari RT-RBT-Full Track Download).
Nah dari yang gw ketahui, awalnya juga "peran" label atas incomings dari digital-contents tersebut hanyalah sebatas "potongan seolah management-fee" gitulah, sebesar paling2 antara 20-30% saja.
Sekarang, posisinya sudah terbalik, karena pihak labellah yang "meraup" keuntungan lebih besar. Posisinya menjadi bahkan 70:30 bahkan ada yang 80:20. Prosentase yg terbesar utk label, yang kecil ya untuk sang komposer.
Share lantas juga ada "perkembangan". Jadi dari awalnya, penuh dimiliki si pencipta lagu, kini selain berbagi dengan pihak label. Juga berbagi dengan penyanyi (bila ada penyanyinya), juga dengan aranjernya (bila memang memakai jasa aranjer). Jadi, "potongan kue" pencipta lagu makin mengecil dan terus mengecil. Belum lagi kalau menyangkut band, karena "regulasinya", surat pernyataan sebagai pemilik sah lagu tersebut juga harus ditandatangani oleh seluruh personel grup band. Artinya, mereka semua lantas mendapat "jatah atau hak share" pula atas penerimaan dari penjualan digital-contents tersebut.
Nilai share yang berlaku "lebih banyak" saat ini adalah :
100% dibagi 50%-50% antara pihak provider (telkomsel-excel-satelindo
 n sejenisnya) dan pihak digital-contents company. 50% yg didapat digital-contents co dibagi dgn pihak label-pencipta lagu-penyanyi-band. Pembagian tersebut (dari hasil share 50%) adalah 60:40 (60 utk pihak digital contents co) atau 50:50. Ada juga yang masih mau menerima dengan 60:40 (share 40 nya utk digital-contents).
Dari hasil share yang didapat itu, secara nilai rupiah sekitar 1.400,00 - 1.800,00 per download (dgn rate per-download perlagu adalah sekitar 7.000 - 8.000). Lalu seberapa nilai untk pihak label? Kalau melihat dari sodoran share di atas, label mendapatkan nyaris 1.000/download. Sisanya jadi ada kisaran antara kira2 ya 300-500 yang dibagi antara pencipta, penyanyi, aranjer, band (sangat sedikit yang mendapatkan 500, jadi di bawah 500)
Silahkan hitung sendiri, bila saja benar2 Hijau Daun atawa Vagetoz itu mendapatkan 4 juta download.... Dan tentu saja, silahkan hitung juga pemasukan label dari profit centre bernama digital-contents ini.
Kesimpulannya, memang digital-contents ternyata jelas, "cukup menyelamatkan" industri musik ini dari keterpurukan yang makin dalam.
Potensinya kan, jelas milyard!

Avenged Sevenfold




Pembentukan & Karier Indie (1999-2003)

Band ini dibentuk pada tahun 1999 di Huntington Beach, California dengan anggota asli M. ShadowsZacky VengeanceThe Rev dan Matt Wendt. memberi nama bandnya yang referensinya berasal dari cerita Cain dan Abel dari Bible, meskipun demikian, mereka bukanlah band agamis. Saat pembentukannya, masing-masing anggota band ini memakai nama samaran yang juga merupakan nama panggilan mereka saat bersekolah di Sekolah Menegah Atas. Sebelum merilis album debut mereka, band ini merekam dua demo pada tahun 1999 dan 2000. Album pertama mereka, Sounding the Seventh Trumpet, direkam ketika para anggota band masih berumur delapan belas tahun dan juga masih bersekolah di sekolah menengah atas. album ini pada awalnya dirilis oleh perusahaan label pertama mereka, Good Life Record pada tahun 2001. Setelah gitaris Synyster Gates bergabung dengan band, pada akhir 1999 masuk ketika ia berusia 18 tahun. Lagu "To End the Rapture" direkam ulang dengan menampilkan anggota penuh band. Album ini kemudian dirilis ulang pada Hopeless Records pada tahun2002.
Band ini lalu mulai menerima pengakuan, mereka tampil dengan band-band seperti Mushroomhead dan Shadows Fall dan bermain di Take Action Tour. Setelah bassis keempat mereka, Johnny Christ bergabung secara permanen, mereka merilis album Waking the Fallen di Hopeless Records pada bulan Agustus 2003. Band menerima pengakuan oleh Billboard dan The Boston Globe, dan juga bermain di "Vans Warped Tour". Pada tahun 2004, Avenged Sevenfold mengadakan tur kembali di "Vans Warped Tour" dan merekam video untuk lagu "Unholy Confessions "yang masuk tangga lagu di MTV2's Headbanger's Ball. Tak lama setelah merilis Waking the Fallen, Avenged Sevenfoldmeninggalkan Hopeless Records dan menandatangani kontrak yang diajukan oleh Warner Bros.